Thursday, September 13, 2012

Ontario?

Cerita berawal dari sebuah tempat yang agak gelap, hanya terkena sinar matahari dari jendela-jendela dan pintu-pintu yang terbuka. Tempat itu terdiri beberapa ruangan. Aku berdiri dan sedikit kebingungan, "di mana aku sekarang?" Itulah pertanyaan yang terlintas dalam pikiranku. Belakangan aku baru tahu bahwa aku sedang berada di rumah sakit. Di sekitar tidak begitu banyak orang, tetapi memang terlihat cukup sibuk. Tidak ada yang satu orangpun yang menyapaku di sana.

Kemudian aku melihat seorang pria bertubuh besar agak gemuk dan tinggi, aku tidak ingat warna rambut dan warna kulitnya. Yang bisa aku ingat orang itu bukan seorang indonesia, karena dia bule. Pria itu keluar dengan agak tergesa-gesa dari salah satu ruangan yang ada di tempat itu, di sebelahnya aku melihat seorang anak kecil sekitar berumur 10 tahun terbaring di sebuah ranjang dorong. Aku tidak ingat pria itu berbicara dengan menggunakan bahasa apa, dari cara bicaranya aku menyimpulkan bahwa mereka adalah ayah dan anak, tapi anak yang sedang tidur di ranjang dorong adalah orang indonesia. Anak itu memang tidak berbicara, tapi aku melihat dari ciri-ciri fisiknya saja. Aneh juga...

Tiba-tiba saya sudah berada di ruang tunggu sebuah penginapan, sepertinya ini adalah tempat menginap rumah sakit. Aku tidak tahu bagaimana caranya aku bisa tiba di tempat ini, hanya saja aku meyakini bahwa aku mengikuti pria bule tadi hingga akhirnya sampai di sini. Di tempat ini suasana berbeda, aku merasa lebih kenali karena ada seorang ibu-ibu yang orang indonesia juga, bertubuh agak gemuk. Anehnya, dia sedang berbicara dengan ibuku, aku lupa apa yang mereka bicarakan. Yang aku ingat aku bertanya kepada ibuku, "mi, ini di mana?" Ibuku menjawab dengan ogah-ogahan, sambil ngeloyor pergi dia menjawab, "inggris". Aku sedikit tidak yakin dengan jawaban itu, aku memandang itu gemuk itu dan dia langsung mengatakan, "ini di ontario." Aku kaget, "ontario kanada?" Ibu itu menjawab, "ya".

Sekarang aku sedang berjalan di tengah keramaian. Dan seperti biasa aku tidak tau bagaimana caranya aku bisa berada di sini. Aku meyakininya bahwa aku di ajak keluar dari ruang tunggu tadi oleh ibu gemuk itu, karena sekarang dia sedang berjalan di sampingku. Aku sedikit bingung, jika ruang tunggu tadi adalah tempat menginap di rumah sakit kenapa suasana di luarnya seperti ini? Keadaan di tempat aku berada ini sangat ramai orang lalu-lalang. Sepertinya ini adalah tempat wisata, apalagi ditambah jalanan yang aku injak ini ada ubinnya (jadi seperti di dufan). "Enaknya di sini walaupun siang tetep adem ya bu." Kataku kepada si ibu gemuk. "Masa?" Katanya. Hanya percakapan itu yang aku ingat.

Suasana pindah lagi, aku duduk disebuah kursi panjang (kursi baso). Di depanku sebuah meja. Aku sedang berada di pantai. Di sebelah kananku adalah ibuku, di sebelah kanan ibuku adalah anak yang pertama kali aku lihat terbaring di ranjang dorong dan ayahku ada di belakangnya anak itu (karena kursi panjangnya membentuk huruf L). Di sebelah kananku ada sebuah pertunjukkan dari beberapa orang, entah itu pertunjukkan apa. Seperti cheerleader, orang-orang itu berdiri di bahu orang yang dibawahnya sampai 3 tingkat. Pertama kali aku melihat itu, aku tidak tahu mereka siapa. Akhirnya aku sadar juga kalau mereka adalah TNI AL indonesia, aku mengenali seragam mereka. Aku sempat memfoto atraksi tersebut dengan menggunakan handphone. Aku tidak ingat percakapan yang terjadi di sana, aku hanya tahu bahwa kami menginap di sebuah kamar dengan biaya 2 juta rupah/malam.

Sepertinya banyak hal yang tidak bisa aku ingat lagi dari mimpi semalam. Berikut adalah sepotong kecil (kalau yang di atas bisa dikatakan utuh :)) kejadian yang masih bisa aku ingat:

1. Sepertinya aku baru pulang dari pantai tadi dan suasana sudah cukup gelap seperti maghrib, aku melihat jam tangan ternyata baru jam 5:15. Aku berkata, "di sini cepet gelapnya ya." Entah aku berkata kepada siapa itu.

2. Sampai di depan penginapan tadi aku melihat ayahku menelepon dengan handphonenya yang biasa, dan aku tahu kalau dia belum mengganti sim card yang biasa digunakan di indonesia., kemudian aku melihat sinyal di handphoneku tidak ada sama sekali.

3. Ibuku berteriak memanggil anak yang pertama kali aku temui dan mengambil sebotol anggur merah dari anak itu. Kemudian ibuku menuangkannya ke dalam tiga gelas. Satu gelas untuk ayahku, satu gelas untuk ibuku, satu gelas untuk aku. Langsung aku minum anggur tersebut dan rasanya enak, manis tapi di tenggorokan terasa panas (aku lupa rasa anggur merah yang sebenarnya, seingatku pahit).

4. Ini adalah hal yang paling tidak bisa aku ingat. Adikku ada di dalam mimpi itu. Dia datang terlambat ke ontario, tapi aku tidak ingat apa yang dia lakukan, apa yang dia bicarakan atau minimal peran apa dia di mimpi itu. Aku tidak ingat.

2 comments:

Ferdinu said...

Pingin minum anggur merah, meski cuman dalam mimpi. Hehehe...

GBU mo

Hendry Setiady said...

Bisa mo bisa, di kenyataan juga bisa... minta aja sama pastor hehehe...