Tuesday, November 27, 2012

Aku di'serang'!

Mungkin benar angka 13 adalah angka yang bisa membawa kesialan. Tepat dua minggu yang lalu (13 November 2012) aku mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan bagiku, kejadian ini merupakan sebuah 'serangan', dan 'serangan' ini  membuatku merasa takut, ngeri, seram dan jadi berpikir yang aneh-aneh. Mau tau apa yang terjadi dua minggu lalu?baiklah, jadi begini ceritanya...

Seperti hari-hari biasa saat mau pergi terapi, ketika baru bangun tidur (setelah semua nyawa berkumpul) aku langsung makan, mandi. Intinya ya siap-siaplah. Semuanya berjalan seperti biasa, seperti hari-hari biasa ketika mau pergi terapi. Begitu juga dengan jalanan di Jakarta yang masih tetap konsisten dengan 'trademark'nya, yaitu macet. Aku sedikit terjebak macet, cukup memakan habis waktuku. Ini membuatku akan sedikit terlambat, apalagi ketika baru jalan aku menerima sms dari klinik tempat terapi, mereka memintaku untuk datang lebih awal. Aku tidak yakin bisa datang lebih awal dari biasanya, karena jadwal berangkatku tidak dirancang untuk datang lebih awal. Jadi intinya adalah salah mereka karena mereka baru sms ketika aku baru berangkat hehe...

Tepat sesuai yang aku perkirakan, aku sampai di klinik pada waktu yang seperti biasanya. Di sana sudah ada satu orang pasien yang telah menunggu. Katanya sudah dari jam 6 menunggu di sana, aneh ini orangnya. Bagaimana tidak aneh, terapi mulai jam 8, tapi jam 6 sudah sampai, padahal rumahnya tidak begitu jauh dari klinik. Di perjalanan aku berpikir akan menjadi pasien terakhir yang datang (sudah ditunggu-tunggu pasien lain), kenyataannya adalah aku harus menunggu lagi kira-kira 30 menit baru kemudian terapi bisa dimulai.

Aku masuk ke dalam tabung tempat terapinya (berebntuk seperti kapal selam), kemudian duduk, pintu ditutup dan tabung mulai diberikan penekanan udara, efeknya adalah telinga akan jadi sedikit budeg (seperti pada saat naik pesawat). Semuanya berjalan seperti biasa, tidak ada apa-apa. Sekitar 5 menit setelah tekanan diberikan, tiba-tiba aku merasakan gejala-gejala yang aku ketahui seperti mau pingsan: mata kunang-kunang, dada terasa nyesek, merasakan sensasi kesemutan hampir di seluruh tubuh. Hal pertama yang aku lakukan adalah segera duduk agak lebih selonjor, berdoa berharap sensasi yang aku rasakan segera hilang. Tapi aku seperti tidak merasakan perubahan, yang ada aku merasa semakin sakit di bagian dada, tepat di tengah (ulu hati ya mungkin disebutnya), sempat mencoba bertahan sebentar tapi akhirnya aku menyerah. Aku memanggil petugas yang menemani di dalam tabung, dan mengeluhkan tentang dadaku yang sakit.

Petugas bertanya, "sesek ga nafasnya mas Hendry?" Aku tidak tahu apa yang aku rasakan saat itu, aku hanya menjawab, "dada saya sakit pak" kemudian petugas menghentikan sementara penekan yang diberikan ke dalam tabung. Tekanan berhenti, rasa sakit di dadaku perlahan-lahan berkurang. Oh ya, rasa sakit yang aku alami bila aku gambarkan mungkin rasanya seperti dadanya ditekan oleh sesuatu yang berat, ditekan terus terus dan terus. Setelah aku sudah agak lebih baik, penekanan kembali dilanjutkan perlahan-perlahan. Akibat dari 'serangan' tadi aku tidak bisa menarik nafas dengan bebas, aku tidak bisa bernafas dengan normal. Jika aku menarik nafas agak dalam sedikit, dada sebelah kananku akan terasa ngilu. Di dalam tabung terapi itu diberikan sebuah masker yang terhubung dengan oksigen murni, proses terapi adalah dengan menghirup oksigen tersebut sampai terapi selesai. Karena aku tidak bisa bernafas normal, akhirnya aku mengambil nafas pendek-pendek untuk menghrup oksigen itu. Beruntung aku bisa menyelesaikan terapi pada akhirnya, terapi kira-kira berjalan 90 menit.

Terapi selesai, tapi tidak dengan sakit di dadaku itu. Aku masih tetap tidak bisa bernafas seperti biasanya sampai besok sorenya. Jadi, dari mulai selesai terapi sampai besok sorenya aku tidak bisa bernafas normal (jadi harus pendek-pendek menarik nafasnya), walaupun begitu intensitas sakit + ngilunya terus berkurang dan akhirnya bisa hilang.

Di awal tadi aku mengatakan kalau 'serangan' ini membuatku berpikir yang aneh-aneh. Yang aku muncul di dalam imajinasiku pada saat 'serangan' itu adalah semua akan terasa gelap dan tiba-tiba aku sudah di rumah sakit. Imajinasi kedua: terapi dihentikan, dan aku harus ditandu karena tidak bisa berjalan (mengalami kunang-kunang, kaki terasa lemas). Ya tapi itu semua hanya imajinasiku. Kenyataannya adalah aku tetap bisa menjalani terapi sampai selesai meskipun sedikit tidak nyaman.

Ya harapanku besok-besok pada saat terapi, aku tidak akan pernah mengalami hal yang seperti di atas tadi, jangan pernah lagi! Amin...

Friday, November 02, 2012

Bertemu dengan orang baik...

Hari ini aku pulang sore dari kampus, karena hari ini aku diwawancara. Katanya sih nanti mau dimasukkin di majalah UNIC-UPH.

Jadi begini ceritanya, waktu hari jumat 22 januari 2010, ada seseorang yang tidak dikenal meng-SMS saya dan ditanya apa aku mau di wawancara untuk masuk ke majalah UNIC-UPH, tanpa berpikir panjang aku langsung jawab ok. Setelah aku bilang ok, rasa penasaranku baru muncul... aneh memang...

Aku bertanya, "dalam rangka apa ya saya di wawancara?" kemudia ia membalas smsku dengan balasan yang cukup panjang. Intinya adalah karena ia mendapat tugas untuk mewawancari orang yang memiliki kekurangan fisik tapi berdampak positif bagi orang sekitar. Jujur dalam hati aku kaget, dalam hati aku bilang "apa iya aku berdampak positif?" "aku merasa aku tidak berdampak apa-apa bagi orang sekitar, yang ada juga merepotkan."

Singkat cerita, tanggal 26 Januari 2010 aku membuat janji dengan dia untuk bertemu, jam 3 di gedung B lantai 4 di depan ruang 433. Pertama kali aku lihat dia, aku tidak tahu kenapa aku bisa bilang kalau dia orang yang baik. Di tambah dengan pembicaraan yang dilakukan semakin mengukuhkan lagi kalau dia memang orang yang baik, sangaat baik...

Hari ini adalah ..................................

260110