Monday, February 21, 2011

Di mana? (200410)

Di mana? (200410)

Masih adakah kemurnian pada saat seperti ini?
Masih adakah kejernihan pada jaman seperti ini?
Jaman yang sudah terkontaminasi oleh limbah si jahat

Masih adakah kejujuran pada saat seperti ini?
Masih adakah ketulusan pada masa seperti ini?
Masa yang sudah penuh dengan penuh polusi asap si jahat

Apa masih ada orang yang mau menolong tanpa berpikir?
Apa masih ada orang yang mau memberi tanpa pamrih?
Hey, orang baik! Di mana kamu?

Apa masih ada orang yang mau berkorban tanpa mengeluh?
Apa masih ada orang yang mau menderita tanpa merintih?
Hey, orang baik! Di mana kamu?

Aku rindu seribu orang seperti kamu
Aku mengharapkan satu milyar orang seperti kamu
Aku memimpikan seluruh dunia seperti kamu

Bilamana itu terjadi
Api tidak lagi terasa panas
Es tidak lagi terasa dingin

Jahat dan baik saling membantu
Benar dan salah saling mengaku
Rakus dan miskin saling berbagi

Ah, bersihnya dunia
Ah, indahnya dunia
Ah, damainya dunia

Sunday, February 06, 2011

Hening, sunyi (060211)

Hening, sunyi (060211)

Entah sejak kapan aku suka pada keheningan
Meskipun di situ tidak ada apa-apa
Tapi aku dapat mendengar sesuatu bersamanya

Aku tidak bilang itu suara Tuhan
Aku kira itu juga bukan suara hati
Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang aku dengar

Namun aku suka dengan rasanya
Aku cinta pada kesunyian
Karena di dalamnya tidak ada apa-apa

Kekosongannya membuatku rindu

Keheningan itu sederhana
Kesunyian itu apa adanya
Tanpa bunyi ataupun suara dia akan tetap ada

Cintaku untuk keheningan
Sayangku untuk kesunyian
Selamanya...

Wednesday, February 02, 2011

Kenyataan atau imajinasi?

Tidak terasa hari ini sudah hampir habis (lagi). Sekarang jam di rumahku sudah menunjukkan hampir pukul 6 sore. Sudah beberapa waktu ini (kira-kira beberapa bulan yang lalu) langit di sore hari menunjukkan sisi lainnya, ia tidak lagi berwarna gelap ketika maghrib. Langit yang sekarnag adalah berwarna oranye kemerah-merahan, entah kenapa sekarang begitu warnanya, mungkin karena langit ini sudah terlalu tua umurnya?entahlah.

Hobi baruku adalah duduk di depan rumah memandangi langit yang berwarna oranye kemerah-merahan ini. Hmmm.. belum lama sih hobi ini, baru sekitar semingguan. Duduk sendirian ditemani oleh secangkir teh hangat (dan tentunya ditemani oleh alam). Ya, di tempat aku tinggal sekarang masih sangat asri, sejauh mata memandang yang ada adalah tanah dan rumput. Tidak aku temui aspal di sini. Tapi bukan berarti tempat tinggalku ini tidak ada listrik atau ketinggalan jaman.

TV, radio, lampu semua ada di sini (di rumahku), tapi untuk AC tidak ada. Aku tidak perlu AC atau pendingin ruangan di sini, karena udaranya di sini sudah dingin :) ya, aku tinggal di sebuah desa (entah di mana aku juga tidak tahu) yang masih mempertahankan keaslian alamnya tapi tidak juga menolak mentah-mentah teknologi yang masuk. Jadi desa ini tidak termasuk daerah yang tertinggal. Bagiku justru desa ini lebih sempurna dibandingkan dengan di kota, Jakarta misalnya.

Seperti yang tadi sudah aku katakan, di sini ada TV, radio, lampu, dan lain-lain yang hampir sama seperti yang ada di kota. Satu hal yang akan jelas terlihat ketika kamu ke sini adalah tidak adanya kendaraan bermotor. Ya, di sini seluruh penduduk desa menggunakan alat transportasi yang sudah hampir dilupakan, yaitu sepeda :) inilah salah satu faktor utama penyebab masih asrinya udara di sini. Tidak adanya polusi udara!

Aku rasa aku sudah lama tinggal di sini, mungkin sudah puluhan tahun. Sekarang rambutku sudah memutih (tidak semua). Jujur, aku sangat senang tinggal di desa ini. Jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain berjauhan, jadi suara TV, radio atau bahkan kalian bertengkar tidak akan terdengar oleh tetangga. Sungguh tenang dan damai. Aku jadi semakin sering melakukan meditasi (karena tempatnya yang asik).

Keadaan seperti inilah yang aku rindukan sejak aku masih kuliah dulu. Sekarang aku merasa sudah memiliki segalanya. Rumah kayu yang sederhana, kebun sayuran dan buah-buahan yang ada di belakang rumah, sepeda tua yang selalu setia menemani aku untuk berpergian. Ya pokoknya aku merasa sudah cukup sekarang ini.

Baru pada saat aku mempunyai hobi baru ini, aku merasa ada sesuatu yang hilang. Hmmm… maksudku ada sesuatu yang terlupakan. Aku merasa pernah mengalami sesuatu kejadian dalam hidup yang sangat membuatku bahagia, tapi aku tidak bisa itu apa. Kalau aku pikir-pikir lagi mungkin istri. Ya, kenapa aku di sini tinggal sendirian?tidak ada anak dan istri ataupun cucu?di dalam diriku memiliki keyakinan kalau aku memiliki pengalaman berumah tangga, tapi aku tidak bisa ingat sama sekali pengalman itu! Ah menyebalkan…

Hampir setiap sore aku jadi memikirkan hal itu. Apa sebenarnya memori yang hilang itu?tetangga-tetangga di sekitarku juga tidak ada yang tahu tentang masa laluku. Dan sesungguhnya aku juga tidak tahu kenapa aku bisa berada di tempat ini, di desa ini. Aku tidak tahu sama sekali. Aku ingat siapa diriku, bagaimana masa kecilku, masa remaja, kuliah dan stop sampai di situ yang aku ingat.

Bila pikiranku bertengkar lagi tentang memori yang hilang ini, batinku sering mendamaikan dengan berkata, “yang terpenting sekarang adalah kamu sudah bisa merasa damai di sini, dan terutama sekarang kamu bisa semakin dekat dengan Tuhan.” Ya, aku rasa batinku benar. Untuk apa aku memikirkan masa lalu, biarkan itu menjadi kenangan dan pelajaran. Yang terpenting adalah hari ini.

Ini kenyataan atau hanya imajinasiku saja?

*****

Aku menulis cerita bertepatan waktu dengan aku post cerita ini. Lucunya, ketika aku selesai menulis, jam di kamarku hampir menunjukkan pukul 6 sore (6 kurang 5 menit). Tapi langit di luar tidak berwarna oranye kemerah-merahan, langit berwarna biru tua dan juga hujan hehehe... Sambil mendengarkan lagu dari game harvest moon: back to nature (tepatnya lagu ketika musim dingin di game itu), jadilah cerita ini. Kalau mau dengar lagunya, bisa di download di sini.