Saturday, October 29, 2011

Kesurupan!!!

Aku lupa kapan tepatnya, mungkin kejadian ini kira-kira berlangsung pada bulan lalu. Jadi, begini ceritanya...

Seorang temanku yang satu kampus dan juga satu jurusan bercerita tentang seorang dosen yang mengajar teologi. Dan menurut pengakuan dosen tersebut, semester ini adalah terakhir kalinya ia mengajar di kampus, ia akan mengambil S2 dengan jurusan yang sama (teologi).

Aku cukup penasaran dengan mata kuliah itu, sayang aku sudah tidak kuliah lagi :( karena rasa penasaran itu, jadilah aku bertanya-tanya kepada temanku itu mengenai pelajaran teologi itu. Ternyata apa yang dikatakan oleh temanku itu membuatku sangat terkejut.

Dosen teologi itu berkata seolah-olah dia bukan seorang kristen! Berikut ini adalah beberapa hal yang diucapkan oleh dosen tersebut berdasarkan cerita dari temanku:

1. Mujizat yang dibuat oleh Yesus adalah mitos. Mujizat yang dikatakan oleh dosen itu adalah tentang lima roti dan dua ikan. "Kamu harus bisa membedakan antara mitos dan kenyataan" begitu kata temanku menirukan perkataan dosen itu.

2. Yesus bukanlah Tuhan. Inilah yang paling fatal. Mana ada seseorang yang mengaku dirinya adalah kristen tetapi tidak mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Bila ia bisa mengatakan bahwa Yesus bukanlah Tuhan, sudah pasti dia bukan kristen. Yang aneh adalah kenapa seorang yang bukan kristen bisa mengajar teologi?

3. Banyak hal-hal yang tertulis di dalam alkitab tidak masuk akal. "Walaupun begitu (banyak yang tidak masuk akal) tetapi tetap saja alkitab berada di tempat tertinggi." Sekali lagi pernyataan ini menunjukkan bahwa dia bukan seorang kristen.

Tapi entah kenapa jujur aku sempat sedikit percaya terhadap perkataan dosen itu :( ah aku sudah meragukan Tuhan :'( setelah keraguan itu, pada malam harinya aku bermipi. Tidak banyak yang bisa aku ingat (sayang sekali aku tidak langsung menuliskan mimpi itu), kira-kira seperti ini mimpinya.

Aku berada di sebuah rumah, tepatnya berada di bagian gudang yang seperti di film-film barat (itu lho yang gudangnya ada di bagian atap, semoga mengerti). Aku merasa baru saja terbebas dari kesurupan (aku baru tahu kalau aku kesurupan setelah diberitahu oleh ayahku), lalu aku mengingat-ingat lagi perasaan-perasaan saat aku kesurupan. Sejauh ingatanku (di dalam mimpi) aku merasa bahuku sangat berat, mungkin seperti ditekan rasanya. Hanya itu yang kuingat. Kata ayahku yang merasukiku adalah seorang (setan) profesor. Perasaanku bercampur antara takut, bersyukur dan tidak percaya. Takut dengan setan itu, bersyukur karena aku bisa terbebas dan tidak percaya karena pada akhirnya akupun mengalami kesurupan.

Tidak lama setelah aku mengetahui siapa yang merasukiku itu, akupun langsung terbangun dengan perasaan yang sama seperti di dalam mimpi. Dan aku langsing teringat akan cerita temanku tentang dosen teologi itu. Entah kenapa aku sangat yakin mimpi itu sangat erat hubungannya dengan cerita temanku itu. Menurutku mimpiku itu adalah peneguhan dari Tuhan tentang diriNya.

Yang membuatku mengatakan mimpi ini adalah berupa peneguhan untukku adalah berdasarkan analisaku sendiri, seperti ini:

1. Aku yang kesurupan.

Aku analogikan kejadian ini dengan pemikiranku (di dunia nyata) yang 'kerasukan', dalam hal ini adalah mengenai keraguanku tentang keberan akan ajaran Gereja (aku sedikit terhasut oleh kata-kata dosen yang diceritakan temanku).

2. Setannya adalah seorang (se-setan) profesor.

Hal ini menambah lebih jelas lagi arti mimpiku itu. Setan yang merasukiku itu adalah seorang yang pandai (profesor). Aku analogikan setan di dalam mimpiku itu adalah ucapan-ucapan yang keluar (yang tidak benar) dari mulut si dosen teologi itu. Dan profesor aku analogikan sebagai dosen itu sendiri, mengapa?karena profesor dan dosen sama-sama identik dengan orang yang pintar.

Ya kira-kira begitulah analisaku yang cupu itu. Aku sangat bersyukur ketika pada pagi hari aku terbangun, keraguanku langsung hilang tanpa jejak. Aku meyakini itu adalah salah satu bimbingan Allah untukku melalui mimpi. Aku sungguh sangat menyayangkan kenapa bisa sampai ada dosen teologi yang mengatakan seperti itu :(

Thursday, October 06, 2011

Aku tidak tahu...

Sudah tiga tahun kira-kira aku belum bisa menggunakan kaki kiriku untuk menopang badanku. Tidak terasa sudah selama itu kaki kiriku beristirahat untuk sementara. Berbagai perasaan sudah banyak menyapaku, dari keinginan menggebu-gebu agar bisa segera berjalan lagi hingga merasa biasa saja.

Ya, sekarang ini yang aku rasakan adalah biasa saja. Bisa dikatakan seperti ini, "bisa jalan bersyukur, masih belum bisa jalan ya sudahlah". Tiba-tiba saja aku jadi menjadi bingung dengan perasaan itu. Aku tidak tahu apakah ini yang disebut berserah?atau malah putus asa?bila keinginanku dulu yang menggebu-gebu untuk segera bisa berjalan dan cenderung "memerintah" Tuhan berganti dengan perasaan biasa ini, apakah aku salah jalan?

Sampai saat ini aku masih merasa benar, walaupun tidak yakin akan keyakinanku itu. Sejujurnya aku merasa tidak pantas mempunyai keingian untuk sembuh dan bisa berjalan lagi, dan bahkan aku sempat berpikir untuk lebih menderita lagi (tapi tidak berani meminta penderitaan itu kepada Tuhan). Ah mungkin itu pemikiran yang gila.

Sejujurnya setiap kali berdoa aku masih menyisipkan permohonan agar aku sembuh, meskipun dari hati kecilku sendiri mengatakan bahwa permohonan itu adalah tidak perlu. Aku tidak tahu mengapa hati kecilku berkata begitu. Apakah itu bisikan iblis? Aku takut ada yang salah dengan pemikiranku ini (semoga saja tidak)

Satu hal yang membuatku bersyukur adalah dengan keadaan seperti ini (kaki kiri yang masih belum bisa digunakan), aku bisa lebih dekat dengan Tuhan. Aku jadi menyesal (sangat menyesal) dengan apa yang aku lakukan dulu sewaktu sehat, dimana rasanya aku hanya bermain-main dalam melakukan sesuatu untuk Tuhan. Dapat dikatakan, "yang penting hadir" tanpa mau mengerti apa arti dari menyenangkan hati Tuhan. Ah terkutuklah aku!

Dengan keadaan sekarang ini (yang aku rasa semakin dekat dengan Tuhan) aku sepertinya malah menjadi lebih banyak ragu, ragu akan kebenaran dari apa yang aku rasa dan apa yang aku pikir. Salah satu contohnya ada yang di atas: aku ragu apakah aku benar bila memiliki rasa yang biasa saja, dengan menekan keinginan untuk sembuh?

Kalau boleh aku memberikan ilustrasi, aku merasa di dalam diriku sendiri seringkali terjadi pertempuran antara si baik dan si jahat. Dalam hal ini aku mengumpamakan keinginan sembuh adalah si jahat, dan si baik adalah perasaan yang biasa saja (meskipun ada lagi hal baik dan jahat yang lain bertempur di dalam diriku). Kira-kira seperti itulah yang kurasakan. Ah, aku masih labil!

Semua yang kurasa saat ini apakah karena aku 'teracuni' dengan buku-buku yang aku baca?aku kira tidak, rasa in sepertinya datang dari Tuhan. Semoga aku tidak berdelusi (lagi-lagi aku ragu! Sesungguhnya aku takut bila salah jalan).