Tuesday, October 27, 2009

16 oktober 2009

Dua minggu yang lalu, tepatnya tanggal 16 oktober 2009. Dosenku mengucapkan sebuah kalimat yang sampai sekarang masih saja terngiang-ngiang di telingaku. Kira-kira seperti ini "yah kalian saya lulus-lulusin aja deh, toh percuma kalian juga ga ngerti ***** itu apa!" Kalimat itu ditujukan untuk aku dan seorang temanku (di dalam kelas yang mahasiswa hanya aku dan temanku) meskipun tidak diucapkan dengan nada yang tinggi seperti orang yang sedang naik darah, tapi aku tahu itu kalimat marah dah kecewa, ya ibu dosen kecewa dengan kami (aku dan temanku) :(

Setelah mendengar itu, aku langsung banyak bertanya-jawab di dalam hati, "kok bisa ya sampe ngomong gitu?" "apa ga liat usaha aku?" "apa emang aku ga berbakat?" "apa emang aku ga kreatif?" "iya kayaknya emang aku ga berbakat." "emang aku ga kreatif." "usaha juga percuma, ga ada hasil."

Di hari itu, sampai pelajaran terakhir aku tidak bisa konsentrasi untuk mengikuti pelajaran (kebetulan dimarahinnya tadi tuh pagi-pagi). Terus saja pernyataan-pernyataan negatif, pesismis, putus asa terus saja mondar-mandir di pikiranku.

Dan kalau boleh jujur, dampaknya itu sampai sekarang :'( walaupun tidak separah yang kemarin-kemarin. Entah kenapa tiba-tiba saja aku selalu saja teringat kembali perkataan ibu dosen 2 minggu yang lalu, aku benci kalo harus ingat itu lagi. Aku selalu berusaha untuk memotivasi diri sendiri agar tetap semangat, dan meyakinkan diri kalau aku bisa. Tapi ketika kalimat itu terlintas lagi di pikiranku, ya pasti kecewa lagi.

Aku benci dengan diriku sendiri, kenapa sih aku begitu rapuh?? baru dibilang seperti itu langsung sedih yang berlebihan seperti ini. Kenapa aku harus lemah?? kenapa aku cengeng?? aku mau jadi orang yang kuat!!!

Thursday, October 15, 2009

Cara aku berdoa

Sebelum aku menulis ini, aku sempat membaca ulang sebuah majalah rohani edisi 1 tahun yang lalu, aku membaca sebuah tulisan yang berjudul "Berdoa Dengan Jari". Karena tulisan inilah, aku merasa doaku menjadi lebih terstruktur.

Tujuan aku membaca tulisan tersebut sebelum menulis ini, ya hanya sekedar ingin tahu apakah doa yang biasa aku lakukan ini sama persis dengan buku yang aku baca, dan ternyata setelah selesai membaca, aku malah jadi berpikir "kok caraku mengucapkan doa salah ya?" "kok sepertinya tidak tepat sasaran ya?" "kalau mengikuti cara yang ada di buku ini sepertinya lebih bagus deh"

Tapi beberapa detik kemudian, pikiranku yang baru datang lagi "ah, tidak ada doa yang salah." "Tuhan tidak melihat dari caraku mengucapkan doa, tapi dari mana sumber ucapan itu berasal, maksudnya apa doa yang aku ucapkan itu berasal dari hati atau hanya sekedar di bibir saja?" Ya, dan akhirnya aku memutuskan untuk yakin akan pikiranku yang baru datang itu hehe... tetap memilih caraku sendiri mengucapkan doa tapi dengan merubah sedikit.

Sesuai bacaan yang tadi aku baca, aku berdoa dengan menggunakan jari sebagai petunjuk, maksudnya menghubungkan antara jari dengan topik yang akan aku doakan, masih belum mengerti?lihat saja deh penjelasanku dibawah hehe.. mudah-mudahan bisa mengerti... :)

Sebelum aku mulai berdoa dengan jari, biasanya aku terlebih dahulu mengucapkan terima lasih kepada Tuhan. Ketika aku baru bangun tidur, aku akan mengucapkan terima kasih karena Tuhan telah menjagaku sewaktu aku tidur, dan Tuhan masih memberiku nafas kehidupan pada pagi hari ini, kalau malam sebelum tidur, biasanya aku akan mengucapkan terima kasih karena Tuhan telah memimpinku menjalani segala aktifitas di siang harinya.

Berdoa dengan jari dimulai... :)

Jari jempol

Jari jempol adalah jari pertama buatku sebagai petunjuk berdoa, karena jari ini paling dekat dengan aku ketika aku sedang berdoa.. :) di jari jempol ini, biasanya aku khusus berdoa untuk kakek dan nenekku. Tentunya kakek dan nenek dari kedua orang tuaku. Aku berdoa semoga dosa-dosa mereka bisa diampuni, dan mereka bisa masuk surga. Ya kira-kira seperti itulah inti doaku di jari jempol :)

Jari telunjuk

Di jari telunjuk, aku berdoa untuk keluargaku (ayah,ibu, dan adikku) aku berdoa semoga mereka selalu diberkati oleh Tuhan, dilindungi dari segala marabahaya, selalu diberi kesehatan, dan intinya sih aku berdoa yang baik-baik untuk mereka hehe.. isi doanya sih bisa berubah-ubah, hanya biasanya aku berdoa seperti itu :)

Jari tengah

Di jari tengah ini, aku berdoa sangat borongan. Aku berdoa untuk semua guru-guru (termasuk dosen-dosen) dan semua teman-temanku dari TK, SD, SMP, SMA, di kampus, dan juga di tempat dulu aku les. Ya tentunya aku berdoa yang baik-baik untuk mereka. Semoga mereka diberikan kesehatan, dilindungi dari segala marabahaya, diberi kekuatan bagi yang sedang menghadapi masalah, dan lain-lain. Lagi-lagi isinya ini bisa berubah-ubah juga, tapi intinya ya tetap sama. Terkadang aku suka berpikir, apa doaku ini bisa sampai ya?karena menurutku ini tidak secara detail kan aku sebutkan nama-namanya?tapi ya tetap saja sih aku tidak hiraukan pertanyaan-pertanyaan itu, karena aku percaya Tuhan tahu semua teman-teman dan guru-guruku (dan juga dosen-dosen).

Jari manis

Di jari manis ini, aku berdoa untuk diriku sendiri. Ketika di jari manis ini adalah saat-saat aku curhat dengan Tuhan, membicarakan semuanya yang ada di dalam aku (di dalam hati, pikiran, kepala, atau apapun itu nama 'tempatnya'.)

Jari kelingking

Di jari kelingking aku berdoa untuk semua orang miskin, orang-orang terlantar, orang-orang cacat dan juga orang-orang yang sakit. Aku berdoa semoga mereka semua diberi kekuatan, ketegaran, ketabahan dan keikhlasan untuk menjalani kehidupan mereka, dan untuk orang yang sakit aku tambahkan permohonanku, semoga mereka bisa menunggu dengan sabar sampai kesembuhan dapat mereka terima.

Di akhir doa, aku selalu menambahkan kalimat ini (tidak pernah ketinggalan) "terjadilah semuanya menurut kehendakMu, amin..."

Ya begitulah kira-kira caraku berdoa...