Thursday, July 15, 2010

Antara ujian dan hukuman

Ide untuk menulis tentang ini muncul secara tiba-tiba 2 hari yang lalu, hanya saja aku baru mood menuliskannya sekarang. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi berpikir kalau aku sedang diuji, apa aku the real rakuser??haha… dan sekaligus aku juga dihukum atas kerakusanku :(

Sebelum aku menuliskan seperti apa itu kerakusan yang sedang diuji, sekarang aku mau bercerita dulu sedikit hehe.. dulu berat badan aku 80 kg an, pernah sampai 93 beratnya, melihat dari berat badannya pasti langsung terpikir kalau doyan makan kan?ya memang itu kenyataannya! :) aku dulu memang doyan makan (sampai sekarang juga begitu sih) apa saja aku lahap, dan kalau sangat enak nih menurut aku pasti aku tambah porsi lagi. Niat mau kurus sudah sejak SMA (kira-kira 5 tahun yang lalu) baru terwujud kira-kira 1 tahun yang lalu :)

Kerakusan yang sedang diuji

Kerakusanku mulai terasa sedang diuji adalah ketika aku memulai untuk menjalani pengobatan herbal. Salah satu syarat yang harus aku jalankan adalah memakan jusan sayuran mentah (aku menyebutnya makan karena jusan ini kental, jadi ya dimakan, tidak diminum hehe…). Jusan yang setiap hari aku makan adalah timun, seledri, letuce, bayam dan wortel (semuanya mentah). Oh iya ada yang terlupa, untuk membuatnya menjadi lebih sedikit enak ditambah dengan buah pir atau kadang-kadang diganti dengan buah nanas (ada saran lain buah apa yang enak? :)).

Aku jadi ingat ketika pertama kali aku minum jus sayuran itu (kalau tidak salah hari itu adalah sabtu) jus yang diberikan kepadaku baunya sangat menyengat! Bau khas seledri tercium sangat pekat. Aku takut memakan jus itu, tapi aku paksakan diri untuk makan jus itu sambil menahan nafas (maksudnya supaya baunya tidak tercium) tapi ketika sayuran itu sudah berada dimulut, barunya tidak bisa terhindarkan lagi, karena mau tidak mau saya harus bernafas juga. Waduh itu rasanya sangat tidak enak, sampai eneg-eneg :( sedikit demi sedikit jus itu masuk ke mulutku, sampai satu ketika entah aku menggigit sayur apa aku tidak tahu, yang jelas ketika tergigit bunyinya “kres” dan aku langsung muntah hahaha…

Tapi kejadian itu sih sudah lama berlalu, sekarang jusan yang aku makan rasanya lumayan enak :) waktu itu yang aku muntah karena jusnya tidak halus (karena juicernya yang tidak bisa halus). Karena sekarang sudah halus jadinya lebih enak sekarang makannya :)

Oh iya aku mau cerita lagi nih, waktu aku baru beberapa hari makan jus itu perut aku langsung seperti kekenyangan, penuh banget rasanya. Waktu itu dokternya meminta aku untuk makan jusnya sehari 2 kali sebanyak 600ml. itu sudah terasa penuh sekali perutku, jadi aku jarang sekali makan nasi lagi, paling hanya makan buah (itupun sekali-sekali saja). Semakin lama aku semakin biasa, dan dokter pun menaikkan lagi ‘dosis’nya :) sehari 3 kali sebanyak 600ml, dan hasilnya sama perut penuh lagi, kekenyangan! Haha.. :) dan sekarang porsi jus sayuran yang aku makan adalah 3 kali sehari sebanyak 1 liter, dan masih memakan nasi (kadang suka nambah) dan juga ditambah buah! (ah aku masih rakus juga ternyata!)

Hal yang mebuat aku merasa kalau kerakusanku sedang diuji adalah karena biasanya aku rakus terhadap makanan yang enak-enak seperti : mie ayam, risol, bakwan, keju (ga sering sih), cingcongpan (pulang dari gereja pasti beli), dan lain-lain. Sekarang aku juga disuruh rakus untuk makanan yang tidak enak : jus sayur mentah hahaha….

Hukuman atas kerakusan

Mungkin di bagian ini aku tidak akan menulis banyak. Aku merasa dihukum juga atas kerakusanku yang dulu, karena dulu aku ‘terlalu’ makan yang enak-enak. Jadi sekarang dibatasi makannya (tidak boleh lagi makan yang enak-enak). Ya, selain aku harus makan jus sayuran mentah, dokter herbal aku juga memberiku pantangan-pantangan yang tidak boleh aku makan, antara lain : makanan yang digoreng (apapun, termasuk ditumis), gula, makanan kalengan, makanan yang dibakar/dipanggang, susu, makanan yang di dalam kemasan, dan yang terakhir adalah daging.

Pertama kali aku mendengar pantangan-pantangan itu aku langsung bertanya pada diriku sendiri, “apa aku bisa?” mengingat aku dulu yang begitu rakus, ‘apa aja juga doyan’. Tapi aku yakinkan diri lah kalo aku bisa. Sekarang kalau aku ditanya apa dulu waktu baru-baru berpantang seperti itu mengalami kesusahan? Aku akan jawab, “lupa”. Karena jujur aku memang lupa apa yang aku rasakan ketika pertama kali pantang seperti itu (kalau pertama kali makan jus aku ingat hehe) dari awal berpantang sampai sekarang terasa sama saja, tidak merasa kesulitan untuk berpantang.

Mungkin 2 hal ini yang membuatku bisa menjalani pantangan itu. Yang pertama : aku menganggap dengan berpantang seperti yang diatas (khususnya daging), tubuhku menjadi bersih. Bersih seperti apa?apa ya?aku juga bingung hehehe… :) mungkin bersih dari hal-hal yang tidak alami. Aduh susah menjelaskannya, lewat aja deh :) Yang kedua : aku menganggap kalau aku sedang bermati raga (sok suci gitu haha…) jadi aku merasakan kepuasan tersendiri kalau aku bisa menahan hawa nafsu untuk memakan makanan yang dipantang :)

Hal yang membuat aku merasa dihukum akibat aku rakus adalah karena aku harus pantang untuk makan-maknan yang aku suka, seperti : mie ayam (mie apa saja juga suka sebenarnya), nasi goreng, oh iya susu indomilk (yang coklat sama strawberry), dan martabak keju!! Hahaha… :)

*****

Hari ini kira-kira sudah 1 tahun 3 bulan aku menjalani ‘ujian’ dan ‘hukuman’. Terima kasih untuk Tuhan yang mau membantu aku agar bisa menjalani ‘ujian’ dan ‘hukuman’ ini :) jujur, aku tidak pernah terpikir kalau aku bisa menjalaninya sampai selama ini, tapi ternyata aku bisa menjalaninya (tentunya dengan bantuan Tuhan). Dan sedikit informasi untuk hukumannya aku tambahkan lagi (ini resep sendiri) aku tidak makan telur juga :) kalau tidak makan telur ini sih baru kira-kira seminggu yang lalu ya mulainya. Pantangan ini sepertinya tidak akan terasa berat (mudah-mudahan memang begitu) karena memang aku jarang sih makan telur. Oh iya, aku juga bertekad untuk tetap menjadi vegetarian selamanya. Semoga aku bisa… amin… :)

4 comments:

Anonymous said...

Sungguh menarik tulisannya, tidak mudah lho bisa menikmati hidup dengan sabu2 (sayur dan buah)...
Salam

Hendry Setiady said...

Pak Anto makasih udah mau kasih comment :)

saya sendiri juga bingung kenapa bisa tahan sama pantangan-pantangan itu :) btw saya punya istilah baru nih, sabu2 hehe..

ferdinu said...

wah..hebat, aku mau dunk dibagi resep jus-nya. Bukan hukuman itu hen, tapi peringatan agar kita hidup lebih baik. :)
Aku juga rakus Hen, tapi rakus yg lain...hehehe....

Hendry Setiady said...

@ferdinu : waduh.. aku baru liat nih komennya.. :( iya tar aku bagi resep jusnya ya... :)