Apa yang ada di dalam kepala Anda, pikiran Anda, benak Anda, atau apapun itu namanua, setelah melihat gambar ini? Ini adalah lambing dari Falun Dafa/Falun Gong.
Berawal dari perbincangan ayah saya dengan teman kantornya yang bernama X, mengenai keadaan saya, kemudian si X bilang untuk mencoba Falun Gong. Berdasarkan informasinya, Falun Gong adalah olahraga semacam Tai Chi, dan tidak mengandung unsur agama, kemudian dia juga memberi kesaksian bahwa ibu mertuanya sembuh dari sakit setelah latihan Falun Gong.
Mungkin setelah 2 minggu dari perbincangan waktu itu, jumat, 13 maret 2009 saya dikunjungi oleh beberapa orang yang mengaku berasal dari/mengatas namakan diri mereka Falun Gong. Mereka berjumalh 3 orang, 2 orang wanita dan 1 orang pria. Salah satu dari mereka (wanita) adalah warga negara asing, dari Cina.
Tujuan mereka datang, tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengajarkan saya Falun Gong, yang katanya bisa menyembuhkan penyakit.
Setelah berbincang sedikit untuk menjelaskan Falun Gong, kemudian saya juga diberi brosur tentang Falun Gong, lalu mulai saya diajarkan gerakan2 Falun Gong. Semua gerakan berjumlah 5, saya baru diajarkan gerkan ke-1, ke-2 dan ke-5, saya dianjurkan untuk latihan setiap hari.
Mereka juga menawarkan VCD latihan dan musik untuk latihan dengan sejumlah harga, yang katanya di dalam VCD itu diajarkan gerakann-gerakannya semua. Kemudian mereka pamit pulang dan berjanji akan datang lagi untuk kembali melanjutkan mengajarkan gerakan yang lainnya, sebelumnya ayah saya menanyakan tentang berapa biaya untuk latihan ini (biasanya kan bayar), mereka bilang tidak usah bayar, alias gratis. Dalam hati saya bingung, apa untungnya mereka datang jauh-jauh dari Citra I ke rumah saya hanya untuk mengajarkan Falun Gong? Kemudian saya mengambil kesimpulan kalau mereka memang baik, murni mempunyai tujuan untuk membantu.
Sepulangnya mereka, saya yang memang tertarik dengan Falun Gong ini mulai membaca brosurnya, di brosur itu juga ditegaskan kalau Falun Gong bukanlah agama, “Falun Gong bukanlah agama, karena tidak ada ritual, formalitas atau aktivitas apapun yang seringkali digunakan dalam agama.” Dan saya percaya itu. Di brosur itu juga menceritakan tentang penganiayaan pemerintah Cina terhadap orang-orang yang latihan Falun Gong ini.
Apa yang menyebabkan demikian?Falun Gong mengatakan kalau ia difitnah oleh pemerintah Cina, karena takut menjatuhkan kekuasaan presiden Jiang Zemin (kalau tidak salah tulis) yang pada waktu itu masih berkuasa (1998), dan masih berlangsung sampai sekarang.
Saya yang mungkin waktu itu memang sudah ‘kebelet’ dengan Falun Gong, tidak terlalu mau ambil pusing degan hal-hal seperti itu, saya langsung membuka websitenya, yang tertera di brosur, alangkah senangnya saya karena di website itu terdapat video latihan, mp3 untuk latihan, buku Falun Gong dan Zhuan Falun (fungsi buku ini katanya untuk membantu supaya mengerti prinsip Falun Dafa/Falun Gong), yang semuanya bisa di download secara gratis (kecuali buku Falun Gong).
Saya kemudian kembali berpikir, apakah VCD latihan yang mereka jual sama dengan yang ada di website?apakah musik latihan yang mereka jual sama juga dengan yang ada di website?
Singkat cerita, minggu, 15 maret 2009 saya dikunjungi lagi oleh Falun Gong ini. Mereka masih tetap bertiga, namun kali ini semuanya adalah wanita, 1 orang dari Cina yang kemarin pada hari jumat juga datang dan 2 orang oma-oma, yang kemudian baru saya tau kalau salah satu dari oma itu adalah ibu mertua dari si X.
Sebelum mulai latihan, si oma A (ibu mertua X) memberi saya beberapa barang, yaitu buku Zhuan Falun versi Bahasa Indonesia, VCD latihan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, dan 6 buah pembatas buku yang betemakan Falun Dafa, dalam hati saya bilang, “waduh, jualannya koQ maksa?belom mesen udah suruh beli?”
Mereka juga mengeluarkan buku mereka yang berwarna kuning, yang baru saya tau kalau itu juga buku yang sama, yaitu Zhuan Falun, tapi dalam versi Bahasa Mandarin. Sewaktu si oma A menunjukkan buku kuning miliknya, dia memperlihatkan sebuah foto seseorang yang saya lihat dalam video latihan yang sudah saya download, katanya, “ini foto sifu (guru).” Melihat foto ini saya merasa ada sesuatu yang aneh, fotonya kira-kira seperti ini :
Ini sepertinya sih bukan foto yang sama persis seperti yang ada di buku, tapi kira-kira begitu, duduk bersila di atas teratai, dan memakai pakaian seperti itu. Untuk latar belakang dan posisi tangan saya lupa.
Kemudian saya disuruh merobek plastik buku Zhuan Falun tersebut, lalu saya diminta untuk membacakan bagian LUNYU (Lun-Yu – Kata Ulasan), agak malas sih membacanya, karena melihat tulisan yang lumayan panjang, tapi akhirnya saya baca juga.
Setelah selesai membaca LUNYU, saya pikir cukup sampai disini, ternyata saya masih dminta ungtuk membaca terus kira-kira sampai halaman 15 (dengan cara bergantian setiap paragraf), waduh capek juga.
Kemudian saya dijelaskan mengenai Falun Dafa/Falun Gong ini, mengenai prinsipnya, yaitu sejati, baik, dan sabar (zhen, shan, dan ren dalam Bahasa Mandarin). Katanya (oma A) “baca buku ini sampai habis, dan berulang-ulang, nanti kamu ngerti maksudnya.”
Lalu Oma B mulai bicara, memberikan kesaksiannya, dia bilang kalau dia dulu mempunyai penyakit diabetes, dan gula darahnya sampai 740, sampai-sampai tidak bisa untuk berjalan lagi, matanya juga agak kurang jelas dan juga rambutnya rontok (karena kebanyakan minum obat katanya). Setiap hari dia berdoa meminta kesembuhan, tapi kesembuhan itu tak kunjung datang, lalu dia bertemu dengan yang namanya Falun Gong ini, dia ikuti latihannya dan juga membaca bukunya (Zhuan Falun) setiap hari, setelah 3 minggu mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Rambut tidak rontok lagi, matanya mulai agak jelas, obat-obatan semakin dikurangi, dan akhirnya lama-lama sembuh. Dia bilang, “buku ini (Zhuan Falun) bagus.” “Setelah baca buku ini, kamu pasti nanti akan ngerasa enaaak.” “Asal kamu percaya sama sifu, pasti sembuh!” (Waduh tambah aneh lagi saya, kok begini ya?)
Oma A pun menceritakan hal yang sama, mengenai dia yang dulu sakit, dan kemudian sembuh setelah latihan Falun Gong dan membaca buku Zhuan Falun. Kemudian dilanjutkan dengan latihan.
Singkat cerita, selesai latihan sekitar jam 13:30 WIB. Tentu sudah waktunya makan, malah lebih, lalu sambil saya makan siang, oma A bilang, “buku ini (Zhuan Falun) harus dibaca setiap hari, kalau bisa 1 hari langsung baca habis, kalau tidak bisa juga tidak apa-apa” (400 halaman harus saya baca sampai habis setiap hari?mana kuat!) “Buku ini bukan buku biasa, jangan ditindih dengan buku yang lain ya, harus ditaruh di paling atas.” “Baca bukunya juga jangan sambil yang kayak orang malas-malasan ya, hormat sama sifu.” (gawat, gawat, makin ga bener ni). Oma B pun juga menambahkan bumbu-bumbu yang jenisnya sama mengenai buku itu. “Setiap baru mulai baca buku ini, kamu harus baca lunyu dulu sampai habis, baru boleh melanjutkan ke yang lain, harus ya itu.” “buku ini tu buat keselamatan jiwa kita.”
Ada 1 hal lagi yang aneh. Oma B ambil buku Zhuan Falun milik saya, kemudian menunjukkan foto Li Hongzi (pendiri Falun Dafa/Falun Gong). Berikut fotonya :
Oma itu bilang, “kalau kamu capek baca bukunya, kamu liat-liat aja foto sifu, kadang-kadang mukanya bisa berubah lho, kita bisa ngobrol lho sama dia.” Dia juga bilang kalau buku yang dia baca pernah berubah hurufnya menjadi warna emas. (makin, makin ga bener aja ini)
Setelah mereka pulang, semua hasrat saya untuk latihan Falun Gong hilang sama sekali, bagaimana tidak?menurut saya ini sangat bertentangan dengan agama saya, lalu saya jadi teringat mengenai cerita yang ada di brosur, kalau orang-orang yang latihan Falun Gong dianiaya, ditangkap dan dipenjarakan. Mungkin pemerintah Cina menganggapnya sebagai aliran sesat?menurut saya sih mungkin saja.
Berikut ini hal-hal yang saya anggap bertentangan dengan agama :
1. Mendewakan buku, yang jelas-jelas itu buku biasa.
2. Mendewakan manusia, yang jelas-jelas itu juga manusia biasa.
Tulisan di atas adalah 100% pendapat saya sendiri, yang berdasarkan pengalaman yang juga 100% saya alami.. Oya sedikit informasi, tulisan ini dibuat pada tanggal 17 maret 2009 hehe..
Berawal dari perbincangan ayah saya dengan teman kantornya yang bernama X, mengenai keadaan saya, kemudian si X bilang untuk mencoba Falun Gong. Berdasarkan informasinya, Falun Gong adalah olahraga semacam Tai Chi, dan tidak mengandung unsur agama, kemudian dia juga memberi kesaksian bahwa ibu mertuanya sembuh dari sakit setelah latihan Falun Gong.
Mungkin setelah 2 minggu dari perbincangan waktu itu, jumat, 13 maret 2009 saya dikunjungi oleh beberapa orang yang mengaku berasal dari/mengatas namakan diri mereka Falun Gong. Mereka berjumalh 3 orang, 2 orang wanita dan 1 orang pria. Salah satu dari mereka (wanita) adalah warga negara asing, dari Cina.
Tujuan mereka datang, tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengajarkan saya Falun Gong, yang katanya bisa menyembuhkan penyakit.
Setelah berbincang sedikit untuk menjelaskan Falun Gong, kemudian saya juga diberi brosur tentang Falun Gong, lalu mulai saya diajarkan gerakan2 Falun Gong. Semua gerakan berjumlah 5, saya baru diajarkan gerkan ke-1, ke-2 dan ke-5, saya dianjurkan untuk latihan setiap hari.
Mereka juga menawarkan VCD latihan dan musik untuk latihan dengan sejumlah harga, yang katanya di dalam VCD itu diajarkan gerakann-gerakannya semua. Kemudian mereka pamit pulang dan berjanji akan datang lagi untuk kembali melanjutkan mengajarkan gerakan yang lainnya, sebelumnya ayah saya menanyakan tentang berapa biaya untuk latihan ini (biasanya kan bayar), mereka bilang tidak usah bayar, alias gratis. Dalam hati saya bingung, apa untungnya mereka datang jauh-jauh dari Citra I ke rumah saya hanya untuk mengajarkan Falun Gong? Kemudian saya mengambil kesimpulan kalau mereka memang baik, murni mempunyai tujuan untuk membantu.
Sepulangnya mereka, saya yang memang tertarik dengan Falun Gong ini mulai membaca brosurnya, di brosur itu juga ditegaskan kalau Falun Gong bukanlah agama, “Falun Gong bukanlah agama, karena tidak ada ritual, formalitas atau aktivitas apapun yang seringkali digunakan dalam agama.” Dan saya percaya itu. Di brosur itu juga menceritakan tentang penganiayaan pemerintah Cina terhadap orang-orang yang latihan Falun Gong ini.
Apa yang menyebabkan demikian?Falun Gong mengatakan kalau ia difitnah oleh pemerintah Cina, karena takut menjatuhkan kekuasaan presiden Jiang Zemin (kalau tidak salah tulis) yang pada waktu itu masih berkuasa (1998), dan masih berlangsung sampai sekarang.
Saya yang mungkin waktu itu memang sudah ‘kebelet’ dengan Falun Gong, tidak terlalu mau ambil pusing degan hal-hal seperti itu, saya langsung membuka websitenya, yang tertera di brosur, alangkah senangnya saya karena di website itu terdapat video latihan, mp3 untuk latihan, buku Falun Gong dan Zhuan Falun (fungsi buku ini katanya untuk membantu supaya mengerti prinsip Falun Dafa/Falun Gong), yang semuanya bisa di download secara gratis (kecuali buku Falun Gong).
Saya kemudian kembali berpikir, apakah VCD latihan yang mereka jual sama dengan yang ada di website?apakah musik latihan yang mereka jual sama juga dengan yang ada di website?
Singkat cerita, minggu, 15 maret 2009 saya dikunjungi lagi oleh Falun Gong ini. Mereka masih tetap bertiga, namun kali ini semuanya adalah wanita, 1 orang dari Cina yang kemarin pada hari jumat juga datang dan 2 orang oma-oma, yang kemudian baru saya tau kalau salah satu dari oma itu adalah ibu mertua dari si X.
Sebelum mulai latihan, si oma A (ibu mertua X) memberi saya beberapa barang, yaitu buku Zhuan Falun versi Bahasa Indonesia, VCD latihan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, dan 6 buah pembatas buku yang betemakan Falun Dafa, dalam hati saya bilang, “waduh, jualannya koQ maksa?belom mesen udah suruh beli?”
Mereka juga mengeluarkan buku mereka yang berwarna kuning, yang baru saya tau kalau itu juga buku yang sama, yaitu Zhuan Falun, tapi dalam versi Bahasa Mandarin. Sewaktu si oma A menunjukkan buku kuning miliknya, dia memperlihatkan sebuah foto seseorang yang saya lihat dalam video latihan yang sudah saya download, katanya, “ini foto sifu (guru).” Melihat foto ini saya merasa ada sesuatu yang aneh, fotonya kira-kira seperti ini :
Ini sepertinya sih bukan foto yang sama persis seperti yang ada di buku, tapi kira-kira begitu, duduk bersila di atas teratai, dan memakai pakaian seperti itu. Untuk latar belakang dan posisi tangan saya lupa.
Kemudian saya disuruh merobek plastik buku Zhuan Falun tersebut, lalu saya diminta untuk membacakan bagian LUNYU (Lun-Yu – Kata Ulasan), agak malas sih membacanya, karena melihat tulisan yang lumayan panjang, tapi akhirnya saya baca juga.
Setelah selesai membaca LUNYU, saya pikir cukup sampai disini, ternyata saya masih dminta ungtuk membaca terus kira-kira sampai halaman 15 (dengan cara bergantian setiap paragraf), waduh capek juga.
Kemudian saya dijelaskan mengenai Falun Dafa/Falun Gong ini, mengenai prinsipnya, yaitu sejati, baik, dan sabar (zhen, shan, dan ren dalam Bahasa Mandarin). Katanya (oma A) “baca buku ini sampai habis, dan berulang-ulang, nanti kamu ngerti maksudnya.”
Lalu Oma B mulai bicara, memberikan kesaksiannya, dia bilang kalau dia dulu mempunyai penyakit diabetes, dan gula darahnya sampai 740, sampai-sampai tidak bisa untuk berjalan lagi, matanya juga agak kurang jelas dan juga rambutnya rontok (karena kebanyakan minum obat katanya). Setiap hari dia berdoa meminta kesembuhan, tapi kesembuhan itu tak kunjung datang, lalu dia bertemu dengan yang namanya Falun Gong ini, dia ikuti latihannya dan juga membaca bukunya (Zhuan Falun) setiap hari, setelah 3 minggu mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Rambut tidak rontok lagi, matanya mulai agak jelas, obat-obatan semakin dikurangi, dan akhirnya lama-lama sembuh. Dia bilang, “buku ini (Zhuan Falun) bagus.” “Setelah baca buku ini, kamu pasti nanti akan ngerasa enaaak.” “Asal kamu percaya sama sifu, pasti sembuh!” (Waduh tambah aneh lagi saya, kok begini ya?)
Oma A pun menceritakan hal yang sama, mengenai dia yang dulu sakit, dan kemudian sembuh setelah latihan Falun Gong dan membaca buku Zhuan Falun. Kemudian dilanjutkan dengan latihan.
Singkat cerita, selesai latihan sekitar jam 13:30 WIB. Tentu sudah waktunya makan, malah lebih, lalu sambil saya makan siang, oma A bilang, “buku ini (Zhuan Falun) harus dibaca setiap hari, kalau bisa 1 hari langsung baca habis, kalau tidak bisa juga tidak apa-apa” (400 halaman harus saya baca sampai habis setiap hari?mana kuat!) “Buku ini bukan buku biasa, jangan ditindih dengan buku yang lain ya, harus ditaruh di paling atas.” “Baca bukunya juga jangan sambil yang kayak orang malas-malasan ya, hormat sama sifu.” (gawat, gawat, makin ga bener ni). Oma B pun juga menambahkan bumbu-bumbu yang jenisnya sama mengenai buku itu. “Setiap baru mulai baca buku ini, kamu harus baca lunyu dulu sampai habis, baru boleh melanjutkan ke yang lain, harus ya itu.” “buku ini tu buat keselamatan jiwa kita.”
Ada 1 hal lagi yang aneh. Oma B ambil buku Zhuan Falun milik saya, kemudian menunjukkan foto Li Hongzi (pendiri Falun Dafa/Falun Gong). Berikut fotonya :
Oma itu bilang, “kalau kamu capek baca bukunya, kamu liat-liat aja foto sifu, kadang-kadang mukanya bisa berubah lho, kita bisa ngobrol lho sama dia.” Dia juga bilang kalau buku yang dia baca pernah berubah hurufnya menjadi warna emas. (makin, makin ga bener aja ini)
Setelah mereka pulang, semua hasrat saya untuk latihan Falun Gong hilang sama sekali, bagaimana tidak?menurut saya ini sangat bertentangan dengan agama saya, lalu saya jadi teringat mengenai cerita yang ada di brosur, kalau orang-orang yang latihan Falun Gong dianiaya, ditangkap dan dipenjarakan. Mungkin pemerintah Cina menganggapnya sebagai aliran sesat?menurut saya sih mungkin saja.
Berikut ini hal-hal yang saya anggap bertentangan dengan agama :
1. Mendewakan buku, yang jelas-jelas itu buku biasa.
2. Mendewakan manusia, yang jelas-jelas itu juga manusia biasa.
Tulisan di atas adalah 100% pendapat saya sendiri, yang berdasarkan pengalaman yang juga 100% saya alami.. Oya sedikit informasi, tulisan ini dibuat pada tanggal 17 maret 2009 hehe..